Tarian Puspanjali – Makna, Gerakan, & Pola Lantai
Tari Puspanjali merupakan Tari khas Bali. Tari Puspanjali termasuk ke dalam tari kreasi baru di mana tarian ini di mainkan secara berkelompok. Biasanya jumlah pemain berkisar antara 5 sampai 7 orang penari perempuan. Asal usul nama Tari Puspanjali yakni berasal dari dua kata, puspa dan anjali. Di mana puspa memiliki arti bunga dan anjali memiliki arti penghormatan. Artinya tarian ini memiliki makna sebagai penghormatan kepada para tamu yang di umpakan dengan sebuah bunga.
Baca juga : Mengenal Sejarah Tari Kecak & Asalnya
Tarian Puspanjali ini menggambarkan bagaimana tuan rumah menghormati tamu mereka. Asal usul nama itu tentunya tak akan lepas dari sejarah. Sejarah Tari ini ada karena permintaan dari Ibu Titik Soeharto saat pembukaan olahraga wanita sedunia. Untuk membuka acara tersebut maka di buatlah sebuah Tari sebagai penyambutan kepada tamu yang datang.
Sejarah Tarian Puspanjali
Seperti yang telah di singgung bahwasanya Tari ini lahir atas permintaan Ibu Titik Soeharto. Saat itu, di mana beliau yang menjabat sebagai ketua panitia pembukaan olahraga wanita sedunia. Untuk membuka acara tersebut beliau meminta di buatkan sebuah Tari. Tari penyambutan itu harus memiliki waktu uang singkat sekitar 3-5 menit. Untuk memenuhi permintaannya, beliau menujuk seorang penata Tari yang terkemuka dari Bali yang bernama N.L.N Swasthi Widjaja Bandem. Kemudian, saat menciptakan Tari tersebut Ibu Swasthi di bantu dengan Bapak I Nyoman Winda yang merupakan Seniman karawitan dari Bali.
Berkat perpaduan keduanya, terciptalah sebuah Tari yang memiliki koreografi dan iringan musik yang sempurna bernama Tari Puspanjali. Tarian ini kemudian kerap di tampillkan dalam berbagai kegiatan untuk menyambut tamu-tamu penting. Tidak hanya itu, tarian Puspanjali ini pun biasa di gunakan sebagai sarana hiburan saja. Namun, di masa sekarang Tari Puspanjali mulai memasuki bidang pendidikan. Di mana Tari ini menjadi materi dasar dalam pembelajaran Tari Bali pada anak-anak usia dini.
Gerakan Tarian Puspanjali
Gerakan pada Tari ini di awali dengan gerakan kepala khas Bali. Kemudian gerakkan kepala di ikuti sambil berjalan dengan kedua tangan yang berada di depan dada. Selanjutnya, gerakan mempertenukan kedua pangkal pergelangan tangan. Di mana tangan berada di atas sedangkan tangan kiri berada di bawah.
Untuk gerakan selanjutnya yakni para penari berjalan di tempat dengan posisi tangan masih di depan dada. Gerakan ini merupakan simbol ucapan selamat datang kepada para tamu. Setelah itu, para penari akan melenggok dan memutar dengan posisi tangan sedikit di angkat hingga ke bagian bahu.
Gerakan ini menyimbolkan keramahan masyarakat Bali kepada para tamu yang berkunjung. Sementara itu, untuk ekspresi, penari akan menampilkan senyuman serta gerak mata khas Bali atau nyledet. Nylede ini merupakan gerakan mengangkat alis sedikit dengan bola mata bergerak sesuai ritme musik.
Pola Lantai Puspanjali
Umumnya, Tari Puspanjali menggunakan pola lantai segitiga, lingkaran serta garis diagonal. Hal ini tergantung dengan jumlah penari yang akan tampil. Namun, biasanya penari pada tari ini berjumlah 5 sampai 7 orang. Maka dari itu, saat memainkan tarian di butuhkan satu orang penari yang berada di tengah sebagai titik tengah.
Properti Tari Puspanjali
Selain penggunaan busana biasanya penari juga di lengkapi dengan aksesoris atau properti pada bajunya. Untuk penari puspanjali biasanya menggunakan selendang di salah satu pundaknya. Selain itu, terkadang juga menggunakan ikat pinggang. Pada bagian kepala penari akan diberi onggar-onggar atau hiasan bunga. Di dalam onggar-onggar biasanya akan di lengkapi dengan beberapa bunga mas cempaka yang imitasi dan dua untaian semanggi.
Musik Iringan Tari Puspanjali
Seperti tari Bali lainnya, iringan musik yang di gunakan dalam tari puspanjali adalah gamelan khas Bali. Selain itu, di gunakan pula gending yang bisa di putar melalui gawai ataupun di mainkan langsung oleh para pemusik gamelan Bali. Para pemusik gamelan Bali biasa di sebut dengan gambelan. Gambelan atau rincikan tersebut biasanya terdiri dari alat musik gong, suling, kenong, kendang, jiyeng dan lain sebagainya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, pemutaran musik biasanya juga melalui via digital.
Busana dan Tata Rias Tari Puspanjali
Untuk busana yang digunakan penari sama seperti busana pada Tari Bali lainnya. Di mana menggunakan pakaian berupa tapih dengan bagian bawah di prada dan disarung serta steples polos dengan warna senanda sesuai dengan tapih dan kain prada serta sarung yang digunakan. Untuk riasan, rambut para penari biasanya disasak dan menggunakan pusung lungguh magonjer.
Tinggalkan Balasan