Kategori: Tarian

Tari Legong – Sejarah, Makna, & Gerakan

No Comments

Tari Legong - Sejarah, Makna, & Gerakan

Tari Legong – Bali adalah salah satu ujung tombak pariwisata Indonesia. Pulau yang di kenal dengan sebutan Pulau Dewata ini memiliki segudang potensi wisata, meliputi wisata alam dan wisata adat dan budaya.

Baca juga : Mengenal Sejarah Seni Topeng

Wisata alam Bali menawarkan keindahan panorama pantai-pantai yang begitu indah. Sedangkan terkait kebudayaan, Bali memiliki beberapa jenis tari daerah seperti Tari Kecak dan Tari Legong yang tidak lekang tergerus perkembangan zaman.Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai tari legong, sebuah tarian tradisional asli Bali. Tari ini mencerminkan keanggunan, keelokan serta kelihaian para penari Bali. Umumnya tarian legong di pentaskan saat upacara adat atau ketika menyambut tamu wisatawan.

Sejarah Tari Legong

Kemunculan tarian legong berasal dari lingkungan keraton-keraton di Bali pada paruh kedua abad ke-18. Konon tarian ini lahir dari mimpi seorang pangeran kerajaan. Cerita rakyat yang berkembang percaya bahwa pangeran yang bernama Sukawati mengalami mimpi tersebut ketika sedang sakit.

Dalam mimpinya, sang pangeran melihat 2 orang wanita tengah menari dengan sangat anggun dengan iringan musik tradisional gamelan khas Bali. Gerakan tari yang di bawakan serta alunan musik tersebut membuat Pangeran Sukawati mengilustrasikannya dalam gerakan koreografi di bantu oleh bendesa atau pemimpin adat ketewel. Selanjutnya tarian ini juga berkembang menjadi tari dalam acara keagamaan ataupun kepercayaan animisme. Tari legong juga tidak dapat di lepaskan dengan budaya Hindu Istana dan Hindu Dharma.

Makna Tarian Legong

Tari legong memuat unsur atau tema tentang nilai keagamaan dan sejarah dalam budaya Bali. Gerakan dalam tarian ini merupakan wujud dari ungkapan rasa syukur dan terimakasih rakyat Bali terhadap nenek moyang yang memberikan keberkahan melimpah untuk keturunannya.

Akan tetapi seiring perkembangan zaman, makna tari legong tidak hanya terbatas pada hal tersebut, namun juga bertransformasi menjadi tarian hiburan sampai tarian penyambutan yang menarik wisatawan. Dalam pementasan legong, terdapat berbagai unsur atau komposisi yang membuatnya semakin menarik. Komposisi tersebut melibut alat musik, penari, busana, tata rias, dekorasi panggung dan sebagainya.

Gerakan Tari Legong

Terdapat 3 gerakan dasar yang termuat dalam Panititaling Pagambuhan, meliputi Agam, Tandang dan Tangkep. Penjelasan dari 3 gerakan dasar tari legong tersebut di jelaskan sebagai berikut :

1. Agam
Agam adalah gerakan dasar penari yang memerankan berbagai macam tokoh. Dalam melakukan gerakan ini, penari di tuntut mampu memerankankarakter-karakter dalam cerita tari yang diusung.

2. Tandang
Tanda ialah gerakan tari beruapa cara jalan dan gerakan lainnya. Wanita penari legong harus berjalan dan bergerak sesuai iringan gambuh. Gerakan tersebut meliputi ngelikas, ngeleog, nyelendo, nyeregseg, tandang nayog, tandang niltil, nayuh, dan agem nyamir.

3. Tangkep
Tangkep merupakan gerakan dasar yang berasal dari gabungan ekspresi pendukung. Elemen ini juga di sebut mimik wajah ketika penari memainkan kipas saat menari, antara lain:

  • Gerakan Mata: Dedeling dan Manis carengu.
  • Gerakan Leher: Gulu Wangsul, Ngurat Daun, Ngilen, Ngeliet, dan Ngotak Bahu.
  • Gerakan Jemari: Nyeliring, Girah, dan Nredeh.
  • Gerakan Saat Memegang Kipas: Nyingkel, Nyekel, dan Ngaliput.
Categories: Kebudayaan, Tarian

5 Fakta Tari Kecak Bali, Unik dan Bikin Penasaran

No Comments

5 Fakta Tari Kecak Bali, Unik dan Bikin Penasaran

Kamu penasaran dengan fakta tari Kecak Bali? Berikut ini ada beberapa fakta tari Kecak untuk kamu simak!

1. Diciptakan oleh Wayan Limbak

Tahukah kamu siapa pencipta tari Kecak yang legendaris ini? Beliau adalah Wayan Limbak, seorang seniman tari asal Bali yang lahir pada tahun 1897. Wayan Limbak menciptakan tari Kecak bersama dengan Walter Spies, seorang seniman lukis dan musik dari Jerman. Tari Kecak muncul karena terinspirasi oleh tari Sanghyang, sebuah tarian religius untuk menolak bala. Wayan Limbak terinspirasi untuk memodifikasi tari Sanghyang menjadi tari Kecak yang bisa di perkenalkan lebih luas ke seluruh dunia.

Baca juga : Tarian Barong – Tarian Asal Bali Indonesia

2. Mengambil Cerita dari Epos Ramayana

Tari Kecak adalah sebuah tarian dengan pesan moral yang tinggi. Hal tersebut di karenakan tarian ini juga mengambil cerita dari epos Ramayana. Tari Kecak Bali mengambil bagian epos Ramayana tentang kisah Rahwana yang berusaha menculik Dewi Sinta, serta perjuangan pasukan Rama untuk menyelamatkan permaisurinya yang cantik tersebut. Tentu saja, epos Ramayana memiliki kisah dengan pesan moral tinggi, di antaranya adalah tentang keberanian, strategi, dan kesetiaan pada pasangan.

3. Tari Kecak Tidak Diiringi Alat Musik

Mungkin ini adalah salah satu hal yang paling unik terkait fakta tari Kecak. Fakta tari Kecak yang tidak di iringi alat musik sama sekali membuat banyak wisatawan tertarik untuk menyaksikan tarian ini saat berwisata ke Bali. Iringan utama dari tari Kecak adalah suara ‘cak’, ‘cak’, ‘cak’ dari para penari laki-laki yang membentuk formasi lingkaran. Tentu hal ini cukup berbeda dengan banyak tarian pada umumnya, di mana fungsi alat musik tidak tergantikan untuk menjadi pengiring utama.

4. Jumlah Penari Tak Terbatas

Salah satu keunikan yang di miliki tari Kecak adalah ketentuan jumlah penari yang tidak terbatas. Tari Kecak bisa di tarikan oleh puluhan bahkan ribuan orang. Banyaknya penari ini akan mengiringi pelakon di tengah lingkaran yang memerankan tokoh dalam epos Ramayana.

Salah satu tari Kecak dengan jumlah penari terbanyak adalah sebuah pertunjukan tari Kecak di Tanah Lot yang di  pentaskan pada tanggal 26 September 2006. Tarian ini berhasil memecahkan Rekor MURI karena di  tarikan oleh 5.000 penari.

5. Tempat Menonton Tari Kecak di Bali

Untuk kamu yang ingin menonton tari Kecak di Bali, ada beberapa tempat untuk menonton tari Kecak di Bali yang bisa kamu kunjungi. Beberapa di antara berbagai tempat menonton tari Kecak di Bali adalah di Pura Luhur Uluwatu dan Tanah Lot. Jika kamu ingin tahu lebih banyak lagi, kamu bisa membaca artikel tempat menonton tari Kecak di Bali.

Nah, karena sudah tahu beberapa fakta tari Kecak yang menarik di atas, kamu jadi makin penasaran kan untuk menonton tari Kecak langsung di Pulau Dewata?

Categories: Kebudayaan, Tarian

Tarian Barong – Tarian Asal Bali Indonesia

No Comments

Tarian Barong - Tarian Asal Bali Indonesia

Tari Barong bagi masyarakat Bali adalah salah satu tarian yang cukup terkenal. Tarian yang berasal dari Bali ini bukan hanya sekedar sebuah tarian pertunjukan namun juga ada makna unsur-unsur kepercayaan di dalamnya. Tari Barong ini menceritakan tentang mitologis gambaran binatang beruang yang memiliki kekuatan gaib dan di anggap dapat melindungi manusia.

Sejarah Tarian Barong

Tari Barong merupakan peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang melambangkan pertempuran antara kebaikan (dharma) dan keburukan (adharma). Menurut keyakinan masyarakat Bali, khususnya yang beragama Hindu, kebaikan dan keburukan selalu berdampingan atau di sebut juga sebagai Rwa Bhineda. Kata Barong berasal dari kata bahruang yang berarti beruang.

Baca juga : 5 Fakta Tari Kecak Bali, Unik dan Bikin Penasaran

Namun menurut pendapat bahwa kata Barong itu berasal dari Jawa Kuno. Kedudukan Barong sebagai binatang mithos, perlukisan atau perwujudan dari binatang ajaib, binatang suci, suatu penciptaan dari nilai-nilai religious.

Kostum Penari

Kostum yang di akai penari Barong adalah Ket atau Keket. Kostum ini merupakan gabungan antara singa, harimau, dan lembu. Pada badan Barong dihiasi ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca dari cermin, dan di lengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini di mainkan oleh dua orang penari, satu penari mengambil posisi di bagian depan memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sedangkan penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor barong.

Makna Tarian

Tari Barong menceritakan tentang pertarungan antara Barong dan Rangda, juga di lengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti) serta para pengikut Rangda. Dalam tarian ini, Barong melambangkan kebaikan dimana penari menggunakan kostum binatang berkaki empat dan keburukan yang di lambangkan dengan Rangda, yaitu sosok menyeramkan dengan dua taring runcing mulutnya.

Jenis Tari Barong

Untuk setiap wilayah di Bali, sosok Barong di gambarkan dengan binatang yang berbeda-beda. Dikutip dari situs Posspika Kemdikbud, berikut jenis-jenis tari Barong.

1. Barong Ket atau Barong Keket
Barong Ket adalah sosok Barong yang wujudnya mirip manusia namun ukuran badannya cukup tinggi, kira-kira dua kali lebih tinggi badan orang dewasa. Untuk Barong laki-laki di namakan Jero Gede, sementara untuk Barong perempuan bernama Jero Luh. Konon, Barong jenis ini di buat untuk mengelabui para makhluk halus yang sering mengancam manusia.

2. Barong Bangkal
Barong Bangkal adalah sosok Barong yang wujudnya menyerupai hewan babi. Sebagai informasi, di Bali babi jantan di namakan bangkal sedangkan untuk babi betina di sebut bangkung. Maka dari itu, tarian Barong ini disebut sebagai Barong Bangkal.

3. Barong Landung (Barong Raksasa)
Barong Landung adalah tarian Barong yang di perankan oleh seorang penari. Namun pada sejumlah daerah di Bali, Barong Landung di perankan lebih dari satu orang penari. Biasanya, para penari Barong Landung mendapat peran lain seperti Mantri (raja), Galuh (permaisuri), Limbur (dayang) dan lain sebagainya.

4. Barong Macan
Barong Macan adalah tarian Barong yang wujudnya menyerupai seekor macan. Jenis tarian Barong yang satu ini cukup populer di kalangan masyarakat Bali. Sama halnya dengan tarian Barong Bangkal, tari Barong Macan di laksanakan dengan ngelawang serta di iringi musik gamelan batel.

5. Barong Asu
Barong Asu merupakan tarian Barong yang bentuknya mirip dengan anjing. Namun, tarian Barong Asu tidak sepopuler seperti tarian Barong lainnya, bahkan saat ini Barong Asu terbilang cukup langka dan hanya bisa di saksikan di daerah Tabanan dan Badung.

Categories: Kebudayaan, Tarian

Tarian Pendet – Tarian Asal Bali Indonesia

No Comments

Tarian Pendet - Tarian Asal Bali Indonesia

Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak di peragakan di pura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Pendet menjadi “ucapan selamat datang”, meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini adalah I Wayan Rindi.

Baca juga : Daftar Tempat Mistis Di Bali

Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat di tarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini di ajarkan sekadar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik.

Tari Putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang di bawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya di tampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya.

Kontroversi Tarian Pendet 2009

Tari pendet menjadi sorotan media Indonesia karena tampil dalam program televisi Enigmatic Malaysia Discovery Channel. Menurut pemerintah Malaysia, mereka tidak bertanggung jawab atas iklan tersebut karena di buat oleh Discovery Channel Singapura, kemudian Discovery TV melayangkan surat permohonan maaf kepada kedua negara, dan menyatakan bahwa jaringan televisi itu bertanggung jawab penuh atas penayangan iklan program tersebut. Meskipun demikian, insiden penayangan pendet dalam program televisi mengenai Malaysia ini sempat memicu sentimen anti-Malaysia di Indonesia.

Fakta Tarian Pendet

1. Tarian sakral

Tari Pendet merupakan tarian tradisional Provinsi Bali. Mulanya, tarian ini merupakan tarian sakral wali atau persembahan umat Hindu ketika sembahyang di pura-pura. Seiring perkembangan zaman sekaligus mempertahankan eksistensinya, maka sejumlah seniman mengembangkan Tari Pendet. Maestro seni tari dari Bali bernama I Wayan Rindi beserta temannya bernama Ni Ketut Reneng, berhasil mengembangkan gerakan Tarian Pendet. Tanpa menghilangkan nilai sakral, kedua maestro tersebut memasukkan unsur Tari ini Dewa ke dalam Tari Pendet yang populer hingga saat ini.

2. Makna Tari Pendet

Mulanya, makna Tari Pendet adalah ungkapan rasa syukur, penghormatan, dan penyambutan kepada dewata yang turun ke bumi dalam upacara atau sembahyang umat Hindu. Tari Pendet biasanya di pentaskan di halaman pura (jeroan) atau halaman tengah (jaba tengah). Setelah di kembangkan oleh para maestro tari, maka makna Tari ini pun turut berkembang. Makna tarian yang semula terbatas sebagai bentuk pemujaan, kini berkembang menjadi balih-balihan atau tari hiburan. Oleh sebab itu, Tari ini banyak di pentaskan dalam penyambutan tamu sebagai tarian selamat datang.

3. Salah satu tarian paling tua

Dari semua jenis tarian tradisional Bali, ternyata Tari Pendet merupakan salah satu tarian yang paling tua. Tarian ini sudah ada sejak tahun 1950. Sejumlah tarian tradisional Bali lainnya meliputi Tari Kecak, Tari Barong, Tari Legong, Tari Puspanjali, Tari Trunajaya, dan sebagainya.

Categories: Kebudayaan, Tarian

Tarian Puspanjali – Makna, Gerakan, & Pola Lantai

No Comments

Tarian Puspanjali - Makna, Gerakan, & Pola Lantai

Tari Puspanjali merupakan Tari khas Bali. Tari Puspanjali termasuk ke dalam tari kreasi baru di mana tarian ini di mainkan secara berkelompok. Biasanya jumlah pemain berkisar antara 5 sampai 7 orang penari perempuan. Asal usul nama Tari Puspanjali yakni berasal dari dua kata, puspa dan anjali. Di mana puspa memiliki arti bunga dan anjali memiliki arti penghormatan. Artinya tarian ini memiliki makna sebagai penghormatan kepada para tamu yang di umpakan dengan sebuah bunga.

Baca juga : Mengenal Sejarah Tari Kecak & Asalnya

Tarian Puspanjali ini menggambarkan bagaimana tuan rumah menghormati tamu mereka. Asal usul nama itu tentunya tak akan lepas dari sejarah. Sejarah Tari ini ada karena permintaan dari Ibu Titik Soeharto saat pembukaan olahraga wanita sedunia. Untuk membuka acara tersebut maka di buatlah sebuah Tari sebagai penyambutan kepada tamu yang datang.

Sejarah Tarian Puspanjali

Seperti yang telah di singgung bahwasanya Tari ini lahir atas permintaan Ibu Titik Soeharto. Saat itu, di mana beliau yang menjabat sebagai ketua panitia pembukaan olahraga wanita sedunia. Untuk membuka acara tersebut beliau meminta di buatkan sebuah Tari. Tari penyambutan itu harus memiliki waktu uang singkat sekitar 3-5 menit. Untuk memenuhi permintaannya, beliau menujuk seorang penata Tari yang terkemuka dari Bali yang bernama N.L.N Swasthi Widjaja Bandem. Kemudian, saat menciptakan Tari tersebut Ibu Swasthi di bantu dengan Bapak I Nyoman Winda yang merupakan Seniman karawitan dari Bali.

Berkat perpaduan keduanya, terciptalah sebuah Tari yang memiliki koreografi dan iringan musik yang sempurna bernama Tari Puspanjali. Tarian ini kemudian kerap di tampillkan dalam berbagai kegiatan untuk menyambut tamu-tamu penting. Tidak hanya itu, tarian Puspanjali ini pun biasa di gunakan sebagai sarana hiburan saja. Namun, di masa sekarang Tari Puspanjali mulai memasuki bidang pendidikan. Di mana Tari ini menjadi materi dasar dalam pembelajaran Tari Bali pada anak-anak usia dini.

Gerakan Tarian Puspanjali

Gerakan pada Tari ini di awali dengan gerakan kepala khas Bali. Kemudian gerakkan kepala di ikuti sambil berjalan dengan kedua tangan yang berada di depan dada. Selanjutnya, gerakan mempertenukan kedua pangkal pergelangan tangan. Di mana tangan berada di atas sedangkan tangan kiri berada di bawah.

Untuk gerakan selanjutnya yakni para penari berjalan di tempat dengan posisi tangan masih di depan dada. Gerakan ini merupakan simbol ucapan selamat datang kepada para tamu. Setelah itu, para penari akan melenggok dan memutar dengan posisi tangan sedikit di angkat hingga ke bagian bahu.

Gerakan ini menyimbolkan keramahan masyarakat Bali kepada para tamu yang berkunjung. Sementara itu, untuk ekspresi, penari akan menampilkan senyuman serta gerak mata khas Bali atau nyledet. Nylede ini merupakan gerakan mengangkat alis sedikit dengan bola mata bergerak sesuai ritme musik.

Pola Lantai Puspanjali

Umumnya, Tari Puspanjali menggunakan pola lantai segitiga, lingkaran serta garis diagonal. Hal ini tergantung dengan jumlah penari yang akan tampil. Namun, biasanya penari pada tari ini berjumlah 5 sampai 7 orang. Maka dari itu, saat memainkan tarian di butuhkan satu orang penari yang berada di tengah sebagai titik tengah.

Properti Tari Puspanjali
Selain penggunaan busana biasanya penari juga di lengkapi dengan aksesoris atau properti pada bajunya. Untuk penari puspanjali biasanya menggunakan selendang di salah satu pundaknya. Selain itu, terkadang juga menggunakan ikat pinggang. Pada bagian kepala penari akan diberi onggar-onggar atau hiasan bunga. Di dalam onggar-onggar biasanya akan di lengkapi dengan beberapa bunga mas cempaka yang imitasi dan dua untaian semanggi.

Musik Iringan Tari Puspanjali
Seperti tari Bali lainnya, iringan musik yang di gunakan dalam tari puspanjali adalah gamelan khas Bali. Selain itu, di gunakan pula gending yang bisa di putar melalui gawai ataupun di mainkan langsung oleh para pemusik gamelan Bali. Para pemusik gamelan Bali biasa di sebut dengan gambelan. Gambelan atau rincikan tersebut biasanya terdiri dari alat musik gong, suling, kenong, kendang, jiyeng dan lain sebagainya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, pemutaran musik biasanya juga melalui via digital.

Busana dan Tata Rias Tari Puspanjali
Untuk busana yang digunakan penari sama seperti busana pada Tari Bali lainnya. Di mana menggunakan pakaian berupa tapih dengan bagian bawah di prada dan disarung serta steples polos dengan warna senanda sesuai dengan tapih dan kain prada serta sarung yang digunakan. Untuk riasan, rambut para penari biasanya disasak dan menggunakan pusung lungguh magonjer.

Categories: Kebudayaan, Tarian

Mengenal Sejarah Tari Kecak & Asalnya

No Comments

Mengenal Sejarah Tari Kecak Dan Asalnya

Salah satu seni menari yang di miliki dan perlu di lestarikannya adalah Tari Kecak. Tarian ini mempunyai cerita, sejarah, hingga filosofi tarian khasnya. Tarian tersebut berasal dari Pulau Bali. Pulau yang terkenal akan destinasi wisata yang cukup banyak tersebut, memiliki tarian yang unik bernama Kecak. Dengan keunikan menjadikan tarian tersebut di sukainya oleh beberapa masyarakat pendatang yang berminat untuk mempelajarinya. “Cak, Cak, Cak” itulah suara khas yang biasa kamu dengar ketika melihat pertunjukan Tarian Kecak Bali. Tarian Kecak ini merupakan sebuah seni drama tari yang di perankan oleh 50 sampai 150 orang penari.

Asal Tari Kecak

Tarian Kecak yaitu salah satu satu tarian yang cukup populer di Pulau Bali. Tak hanya terkenal saja, tarian ini biasanya juga di gunakan sebagai upacara penyambutan tamu, maupun upacara keagamaan.

Baca juga : Tarian Puspanjali – Makna, Gerakan, & Pola Lantai

Nah, namun, tahukah kamu bagaimana asal dari Tari Kecak pada zaman dulu hingga bisa menjadi cukup populer saat ini? Berikut pembahasan selengkapnya mengenai asal tarian kesenian tradisional bernama Tarian Kecak. Tari Kecak merupakan salah satu tarian yang berasal dari Bali. Tarian Bali  ini di sebut juga dengan nama Tari Api atau Tari Cak.

Gerakan tari ini adalah tarian pertunjukan hiburan massal. Tarian ini di pentaskan oleh beberapa penari laki-laki, dengan mengenakan kain penutup kotak-kotak berwarna hitam putih seperti bentuk dari papan catur.

Tarian ini di mainkan tanpa menggunakan iringan iringan alat musik berupa gamelan. Dengan duduk secara berbaris membentuk pola lingkaran dan di iringi seruan irama berbunyi “cak, cak, cak” seraya mengangkat kedua tangan. Tarian tersebut merupakan salah satu tarian sakral. Tampak dari penari yang terbakar api, tetapi mereka tidak mengalami kesakitan dan tidak terbakar justru mereka menjadi kebal terhadap api.

Makna dari Gerakannya

1. Mengandung Nilai Seni yang Tinggi
Walaupun tidak di iringi dengan musik maupun alunan gamelan, Tari Kecak tetap tampak indah dan kompak. Gerakan yang dibuat oleh para penari tersebut, dapat tetap seirama. Itulah yang menjadikannya bernilai seni tinggi dan di sukai oleh para wisatawan.

2. Belajar Mengandalkan Kekuatan Tuhan
Pada tari Kecak, terdapat adegan di mana Rama meminta pertolongan pada Dewata. Hal ini membuktikan bahwa Rama mempercayai adanya kekuatan Tuhan untuk menolong dirinya. Tarian Kecak juga di percaya sebagai salah satu ritual guna memanggil dewi yang dapat mengusir penyakit dan melindungi masyarakat dan kekuatan jahat yang datang.

3. Banyak Pesan Moral
Tari Kecak mempunyai cerita yang cukup mendalam dan menyampaikan beberapa pesan moral bagi para penglihatnya. Misalnya, kesetiaan Shinta terhadap suaminya yaitu Rama. Serta Burung Garuda yang rela mengorbankan sayapnya demi menyelamatkan Shinta dari cengkeraman Rahwana.

Categories: Kebudayaan, Tarian Tags: Tag: , ,